Definisi
Pondasi didefinisikan sebagai bagian bangunan bawah tanah yang memikul beban konstruksi di atasnya untuk disalurkan/diratakan keseluruh tanah. Semua beban akan disalurkan pada pondasi tersebut, baik dari bagian bangunan atas tanah (upper structure) maupun bagian bangunan bawah tanah (sub structure).
Suatu hal yang sangat jarang terjadi yaitu apabila terdapat dua pondasi (bahkan pada tapak konstruksi yang berdekatan) akan bersifat sama, disebabkan karena massa tanah dan batuan antara satu dan lainnya bersifat heterogen.
Masalah yang akan terjadi adalah penurunan (settlement) pada konstruksi yang didirikan pada tanah tersebut dan terjadi retakan jika lapisan tanah mengalami pembebanan. Konstruksi yang didirikan pada tanah tersebut biasanya akan mengalami penurunan dan retakan yang berbeda, disebabkan karena massa tanah dan beban yang diterima berbeda-beda.
Oleh karena itu, elemen-elemen pondasi harus direncanakan dengan baik, pada tingkat kapasitas daya dukung yang aman dan batas penurunan sampai batas yang dapat diterima. Walaupun demikian, akibat perancangan yang buruk, baik karena kecerobohan dan kurangnya kemampuan merekayasa, dapat juga menimbulkan masalah pada konstruksi tersebut.
Masalah yang akan terjadi adalah penurunan (settlement) pada konstruksi yang didirikan pada tanah tersebut dan terjadi retakan jika lapisan tanah mengalami pembebanan. Konstruksi yang didirikan pada tanah tersebut biasanya akan mengalami penurunan dan retakan yang berbeda, disebabkan karena massa tanah dan beban yang diterima berbeda-beda.
Oleh karena itu, elemen-elemen pondasi harus direncanakan dengan baik, pada tingkat kapasitas daya dukung yang aman dan batas penurunan sampai batas yang dapat diterima. Walaupun demikian, akibat perancangan yang buruk, baik karena kecerobohan dan kurangnya kemampuan merekayasa, dapat juga menimbulkan masalah pada konstruksi tersebut.
Menurut Sumber : Wikipedia, Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan/settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi/lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total (keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun/miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi(tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
- Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
- Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:
- Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya gempa
- Gaya angkat air
- Momen
- Torsi
Klasifikasi Pondasi
Terdapat dua klasifikasi pondasi, yaitu : pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Pondasi dangkal adalah pondasi yang tidak membutuhkan galian tanah terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi bangunan yang akan dibangun hanya rumah sederhana.
Pondasi dalam adalah pondasi yang membutuhkan pengeboran dalam karena lapisan tanah yang baik ada di kedalaman, biasanya digunakan oleh bangunan besar, jembatan, struktur lepas pantai, dsb.
Menentukan Jenis Pondasi
Menurut Blogger : belajarsipil Dalam pemilihan bentuk pondasi dan jenis pondasi
yang memadahi, perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan
pondasi tersebut. Hal ini disebabkan tidak semua jenis pondasi dapat dilaksanakan di semua tempat. (Misal penggunaan pondasi tiang pancang pada daerah padat penduduk tentu tidak
tepat meskipun secara teknis telah memenuhi syarat).
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pondasi :
- Kondisi tanah yang akan dipasangi pondasi.
- Batasan-batasan akibat konstruksi di atas pondasi (superstructure).
- Faktor lingkungan.
- waktu pekerjaan pondasi
- Biaya pengerjaan pondasi
- Ketersediaan material pembuatan pondasi di daerah tersebut.
Pemilihan Pondasi Berdasar Daya Dukung Tanah :
- Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
- Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
- Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah :
- Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
- Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
- Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
- Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana. Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan hal-hal yang positif. Terima Kasih :D