Suhu Panas Permukaan Laut Bergerak ke Indonesia


Direktur Reef Check Indonesia, Derta Prabuning menyatakan ada ancaman serius pergerakan suhu panas permukaan laut terhadap perairan dan perikanan Indonesia. Dia menemukan ada tren kenaikan suhu permukaan laut di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir.
“Pemodelan oseanografi menunjukkan bahwa ada pergerakan suhu permukaan air laut yang lebih panas ke perairan Indonesia dalam beberapa bulan ke depan,” kata Prabuning, Selasa, 15 Desember 2015.

“Saya khawatir antara Februari hingga Juli 2016 akan menjadi periode paling krusial bagi laut Indonesia. Waktu di antara kedua bulan tersebut diduga menjadi puncak terjadinya pemanasan suhu permukaan laut,” ujar Prabuning.

“Jika tidak ada banyak pengaruh dan variasi lingkungan, kita mungkin akan mendapati stress massal di terumbu karang kita, jika tidak bertahan karang akan mengalami pemutihan, dan jika terlalu parah maka kita akan menjumpai hamparan karang mati” jelas Prabuning.

Pihaknya merekomendasikan agar instansi kelautan dan perikanan menyusun atau menyiapkan sebuah prosedur darurat untuk memastikan kejadian yang riskan seperti ini mendapat penanganan yang memadai. Dari pengalaman sebelumnya, karena skala waktunya yang sempit dan jangkauan dampak yang besar, terkadang birokrasi dan proses di instansi pemerintah tidak cukup cepat dan tanggap.

Prosedur darurat tersebut bisa dilakukan dengan mengkoordinasikan tim pemantau gabungan yang melibatkan masyarakat lokal dan pelaku usaha, bekerjasama dengan pelaku usaha yang terdampak untuk mengembangkan aktifitas wisata alternatif.

Dia juga meminta adanya alokasi dana khusus dan sumberdaya untuk tanggap darurat, melindungi kawasan-kawasan penting yang tidak terdampak atau menjadi sumber anakan karang, mengumpulkan data dan informasi selengkap mungkin untuk kemudian dianalisa mencari pemecahan ataupun mitigasi yang efektif.

Pada 2009/2010 saat terjadi peningkatan suhu permukaan laut di perairan Indonesia, Reef Check Indonesia melakukan pemantauan untuk merekam dan memeriksa seberapa parah kerusakan dan dampak dari suhu permukaan air laut pada terumbu karang di Bali dan Lombok.

Pemanasan global yang mendorong terjadinya pemutihan karang massal di 2009 dan 2010 berdampak pada hingga 40-60% terumbu karang di Indonesia. Fenomena yang sama menyapu 60% terumbu karang pada 1998 yang menghasilkan hamparan karang mati.

Sebuah studi memproyeksikan bahwa suhu dan keasaman laut yang meningkat akibat perubahan iklim ini dapat menurunkan produksi perikanan Indonesia. Bahkan hingga 50% di beberapa daerah penangkapan ikan.

“Semua kerja keras Ibu Susi Pudjiastuti dan jajarannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang sudah dibangun setahun terakhir bisa habis dalam beberapa bulan, tanpa pernah mendapat imbal hasil yang sesuai” tambahnya.

Sumber :  tempo

Komentar